Link based analysis membentuk inti algoritma penilaian oleh mesin pencari, bahkan site based factors yang dijelaskan sebelumnya memperhitungkan tautan/link pada satu atau beberapa bagian.
Nah, saya tidak ingin terobsesi dengan urusan link, tapi tetap harus dijelaskan sepenting apa link-based factors ini terhadap posisi situs anda di mesin pencari.
Jadi bagaimana cara membangun tautan (link building) yang tepat? Silakan lahap artikel 2 bagian ini sampai habis.
Usia Tautan (Link Age)
Seiring dengan perkembangan teknologi pencarian, mesin-mesin pencari terus berupaya untuk menyaring konten spam dari halaman hasil pencarian (SERP – Search Engine Result Page), salah satu caranya berdasarkan otoritas (authority) dan kualitas tautan dengan menilai link age. Apa itu link age? Yaitu waktu sejak pertama kali ditemukannya sebuah tautan oleh mesin pencari.
Ini terkait erat dengan penjelasan tentang Sandbox. Situs-situs yang sudah online cukup lama dan mapan biasanya punya sifat berikut; tautan yang sudah ‘berumur’, halaman-halaman internal yang saling terkait, dan ‘gelar’ topical authority. Mesin pencari menggunakan profil generik ini sebagai ukuran kepercayaan (trust). Bagi anda pelaku SEO, tautan berkualitas harus punya usia tertentu sebelum efeknya dapat dirasakan secara maksimal.
Aspek usia tautan juga berkaitan dengan penilaian atas seberapa permanen tautan tersebut merujuk sumber lainnya. Suka atau tidak, tautan yang berumur diberi nilai lebih karena dianggap memiliki nilai referensi jangka panjang – Perihal apakah tautan ini sebetulnya lupa dihapus oleh pemilik situs atau memang sengaja dipelihara, itu lain cerita.
Link Growth
Terjemahan langsungnya apa ya? Intinya, mesin pencari ‘memantau’ apakah tautan ke sebuah situs atau halaman web terus bertambah dalam suatu periode.
Sebuah situs atau web page (sudah tahu bedanya kan?) yang terus mendapat tautan (dijadikan referensi) di masa yang akan datang adalah indikasi kuat bahwa informasinya masih relevan dan berguna, ini kunci untuk mendapatkan otoritas di mata mesin pencari.
Mesin-mesin pencari sangat efektif dalam mengukur pertumbuhan tautan… halah… link growth dan dalam menganalisis apakah pola pertumbuhannya alami atau artifisial (buatan).
Kekurangan metode ini adalah bahwa situs-situs populer akan terus mendapat tautan, sementara situs-situs yang kurang populer dan tidak banyak menawarkan nilai tambah tidak akan sesukses itu karena hanya sedikit orang yang menemukan dan menaut. Yang ‘kaya’ makin kaya dengan cepat, yang ‘miskin’ lama kayanya.
Anchor text pada tautan
Anchor text digunakan untuk ‘menjelaskan’ tujuan sebuah tautan – misal sebuah link ke halaman yang berisi review tentang headset Bluetooth, idealnya memiliki anchor text ‘Review headset Bluetooth’ atau ‘Bluetooth headset reviews’ kalau halaman tersebut in English.
Mesin pencari menggunakan anchor text untuk men-judge topik tautan dari ‘penjelasan’ yang diberikan situs yang menaut. Tentu saja ini mudah dimanipulasi. Dugaan saya, untuk meminimalisirnya mesin pencari menggabungkan kepercayaan (trust) terhadap halaman dan situsnya dengan anchor text yang ditampilkan.
Maksudnya, mesin pencari bukan hanya melihat anchor text-nya, tapi juga konten yang mengelilingi tautan tersebut – dan sebetulnya konteks konten ini lebih efektif dalam ‘menjelaskan’ tautan daripada anchor text tautan itu sendiri.
Topical authority halaman yang menaut
Seperti yang dijelaskan dalam artikel sebelumnya tentang faktor-faktor penilaian mesin pencari pada sebuah situs, topical authority ditentukan dengan mengevaluasi nilai agregat/umum seluruh referensi ke sebuah halaman, baik dari lingkup topical community dan dari luar.
Mendapat link dari halaman dengan topical authority yang sesuai dengan niche situs atau topik halaman web anda adalah cara fokus (walaupun relatif lebih sulit) untuk memapankan otoritas situs atau halaman web anda dibandingkan dengan hanya mengandalkan PageRank/PR, meski PageRank mempengaruhi link value juga (dan lebih gampang karena PageRank mudah terlihat).
Topical authority situs yang menaungi halaman yang menaut
Bingung? Intinya sama dengan di atas, hanya, yang satu ini diterapkan dengan fokus website secara menyeluruh alih-alih satu halaman tertentu.
Relevansi halaman yang menaut
Relevansi halaman yang menaut dinilai berdasarkan:
Relevansi halaman yang menaut dinilai berdasarkan:
- Konten dari halaman tersebut
- Link profile halaman yang menaut (untuk menentukan topik kunci halaman tersebut).
Tautan dari halaman-halaman yang terkait lebih bernilai daripada halaman-halaman off-topic (misal halaman tentang wedding menaut ke halaman tentang cat food.
Relevansi situs yang menaungi halaman yang menaut
Sama, kecuali relevansi yang satu ini berlaku untuk website itu sendiri secara menyeluruh alih-alih satu halaman tertentu.
PageRank (PR) halaman yang menaut
PageRank halaman yang menaut punya pengaruh langsung terhadap nilai tautan yang dihasilkan halaman tersebut.
PageRank (PR) situs yang menaungi halaman yang menaut
Sama, kecuali yang satu ini berlaku untuk website itu sendiri secara menyeluruh alih-alih satu halaman tertentu. (copy – paste mode: on).
Derajat referensi
Nah loh… makhluk apa pula? Sederhanyanya; derajat kepercayaan/trust yang ‘dianugerahkan’ mesin pencari pada sebuah tautan berdasarkan penggunaan tautan tersebut di sebuah halaman.
Masih belum jelas? Jadi begini, contoh menu navigasi. Link menu ini – yang biasanya mengarah ke halaman-halaman internal – tentu saja adalah komponen penting (susah kan kalo halaman web ngga ada menunya), oleh karena itu tautan pada menu mendapat gelar trusted secara tersirat, walaupun tidak in-context atau ‘sesuai topik’.
Adapun daftar link pada sidebar biasanya tidak terlalu berharga kalau tidak ada konten editorial di sekitarnya, alasannya karena tautan-tautan ini dipandang tidak punya fungsi penting pada sebuah situs.
In-context link adalah hal penting, tapi ada dua hal yang harus diperhatikan; (1) topical relevance dan (2) riwayat situs. Daftar tautan pada sidebar yang dianggap paling tidak bernilai tapi tercantum pada situs dengan sejarah tautan yang baik bisa diberi status ‘trusted‘, sebaliknya in-context link yang dianggap punya nilai terbesar tapi tercantum pada situs yang punya kebiasaan ‘asal naut’ bisa diabaikan sama sekali oleh mesin pencari (discounted).
Sekali lagi, perhatikan ‘cara bergaul’ situs anda.
Co-Citation
Co-citation adalah metode yang digunakan untuk menentukan kesamaan topik (topical similarity) antara dua item (dalam urusan SEO berarti dua halaman web atau dua situs).
Misal, kalau A dan B dikutip oleh C, maka A dan B ini dianggap terkait meskipun tidak saling menaut secara langsung. Kalau A dan B dikutip oleh lebih banyak halaman/situs (X, Y, dan Z), maka relasi A dan B semakin kuat (bisa dianggap mirip). Kemiripan ini dimanfaatkan untuk menilai kualitas sebuah halaman/situs/sumber.
Banyak ya poin-poin nya. Sekarang bagaimana itu semua mempengaruhi praktek link building anda?
In-context link memang penting, tapi ‘mencari’ situs yang biasa me-referensikan sumber-sumber yang punya otoritas dalam topik niche anda dan menghindari situs-situs yang tidak ada hubungan dan tidak punya otoritas juga sama pentingnya dalam upaya link building yang penuh seni ini. Dengan kata lain, coba upayakan tautan dari situs-situs yang biasa menaut ke situs-situs utama pada niche anda.
Diskriminatif? Mungkin, tergantung segmentasinya juga. Kalau kita bicara SEO, seperti inilah dunianya saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar