Hai Sobat Bithoo kali ini Hmmmm, artikel.... Kata ini sudah sangat lazim dan akrab bagi telinga para blogger. Artikel blog memiliki jenis bermacam-macam, tergantung dari konteks dan tujuan blog yang dibawa. Dan kita harus dapat menulis artikel sendiri di blog. Maka dari itu kita harus mengetahui Cara Menulis Artikel Sendiri, hal ini nantinya berpengaruh terhadap tipe artikel yang hendak diusung dalam blog.
Apapun Blognya, Artikel Makanannya!
Menulis artikel adalah makanan sehari-hari yg tak terelakkan lagi. Dalam sudut pandang tujuan, tentu saja artikel adalah menu utama dari content atau isi blog. Sehingga, seorang penulis artikel blog harus terus menerus memikirkan ide untuk dituangkan menjadi artikel di dalam blognya. Secara ekstrim dapat dikatakan suplemen yang paling ampuh bagi sebuah blog adalah artikel.
Originalitaslah Bumbunya!
Mengapa? Karena sebanyak apapun usaha untuk meningkatkan pagerank dan indeks dengan submit artikel ke ratusan ribu search engine serta social bookmark, tidak akan ada apa-apanya jika artikel tersebut ternyata bukan karya sendiri. Sedangkan, apa yang pada akhirnya dikejar bukanlah pagerank, karena itu hanya bersifat sementara; kepuasan atas terbacanya artikel yang ditulislah yang lebih penting. Sedangkan motivasi ranking kadang-kadang dapat merusak keinginan untuk menulis sendiri karena dapat membuat kita menghalalkan segala cara termasuk diantaranya adalah plagiarisme (plagiat, mencontek, copy-paste mentah, atau apapun sebutannya).
Kata original dalam konteks blogging sampai saat ini memang masih kabur. Tetapi hal yang mencolok dan yang paling jelas serta disepakati secara de facto adalah kasus copy-paste artikel tanpa mencantumkan link sumber aslinya. Hal tersebut secara umum disebut sebagai plagiat. Sedangkan mengenai saduran maupun informasi/berita bukanlah suatu plagiarisme sejauh mengalami penulisan ulang dengan bahasa sendiri; karena mengetahui/membaca berita atau informasi juga merupakan sebuah pengalaman pribadi.
Lalu Apa dasar-dasar Menulis Artikel Sendiri itu?
1. Sumber Ide
Pengalaman merupakan narasumber yang paling mudah ditemui, karena kita berbicara dengan dan mewawancarai diri sendiri. Begitu banyak pengalaman sederhana yang kita temui dan kadang terlewat begitu saja. Namun kita bisa mengingat-ingat kembali dan menuangkannya sebagai sebuah cerita atau tips. Misalnya saja pengalaman ngeblog, nge-date, ujian, wisata, makan makanan favorit, dan lain-lain. Atau bisa juga uneg-uneg, ide, keinginan, perasaan, dan lain-lain seperti yang termuat di Cara Membuat Artikel Blog Dalam 10 Menit. Sebagai contoh blog dunia yang demikian adalah everything-everywhere.com yang berisi catatan perjalanan Gary Arndt. Blog ini masuk dalam 25 blog teratas versi majalah Time.
Selain itu, kita juga bisa menelaah keinginan dan kebutuhan orang lain, "Kira-kira mereka yang doyan ngenet tu pada cari apa ya? Tips? Tips yang tentang apa? Materi Ujian kah? Software atau lagu? Yang kayak apa? Film? Film apa?" Untuk yang terakhir, tentu anda tahu persis jenis film apa yang paling digemari. Tapi saya sangat tidak menganjurkan hal-hal yang mengandung "lendir". Namun itu hak anda untuk menentukan.
Cara untuk mengetahui kebutuhan orang lain tersebut bisa dengan menganalisa keywords yang sering muncul, gunakan webmaster tools-nya Google untuk mempermudah. Bisa juga dengan sering mengunjungi forum-forum untuk mengetahui perkembangan yang ada. Cara lain adalah bertanya langsung kepada teman-teman kita dengan mengarahkan topik atau wacana yang 'provokatif' tentang kesukaan mereka. Bedakan cara ini dengan ikut-ikutan, karena ikut-ikutan tidak termasuk sebagai usaha penggalian ide.
Menulis artikel adalah makanan sehari-hari yg tak terelakkan lagi. Dalam sudut pandang tujuan, tentu saja artikel adalah menu utama dari content atau isi blog. Sehingga, seorang penulis artikel blog harus terus menerus memikirkan ide untuk dituangkan menjadi artikel di dalam blognya. Secara ekstrim dapat dikatakan suplemen yang paling ampuh bagi sebuah blog adalah artikel.
Originalitaslah Bumbunya!
Mengapa? Karena sebanyak apapun usaha untuk meningkatkan pagerank dan indeks dengan submit artikel ke ratusan ribu search engine serta social bookmark, tidak akan ada apa-apanya jika artikel tersebut ternyata bukan karya sendiri. Sedangkan, apa yang pada akhirnya dikejar bukanlah pagerank, karena itu hanya bersifat sementara; kepuasan atas terbacanya artikel yang ditulislah yang lebih penting. Sedangkan motivasi ranking kadang-kadang dapat merusak keinginan untuk menulis sendiri karena dapat membuat kita menghalalkan segala cara termasuk diantaranya adalah plagiarisme (plagiat, mencontek, copy-paste mentah, atau apapun sebutannya).
Kata original dalam konteks blogging sampai saat ini memang masih kabur. Tetapi hal yang mencolok dan yang paling jelas serta disepakati secara de facto adalah kasus copy-paste artikel tanpa mencantumkan link sumber aslinya. Hal tersebut secara umum disebut sebagai plagiat. Sedangkan mengenai saduran maupun informasi/berita bukanlah suatu plagiarisme sejauh mengalami penulisan ulang dengan bahasa sendiri; karena mengetahui/membaca berita atau informasi juga merupakan sebuah pengalaman pribadi.
Lalu Apa dasar-dasar Menulis Artikel Sendiri itu?
1. Sumber Ide
Pengalaman merupakan narasumber yang paling mudah ditemui, karena kita berbicara dengan dan mewawancarai diri sendiri. Begitu banyak pengalaman sederhana yang kita temui dan kadang terlewat begitu saja. Namun kita bisa mengingat-ingat kembali dan menuangkannya sebagai sebuah cerita atau tips. Misalnya saja pengalaman ngeblog, nge-date, ujian, wisata, makan makanan favorit, dan lain-lain. Atau bisa juga uneg-uneg, ide, keinginan, perasaan, dan lain-lain seperti yang termuat di Cara Membuat Artikel Blog Dalam 10 Menit. Sebagai contoh blog dunia yang demikian adalah everything-everywhere.com yang berisi catatan perjalanan Gary Arndt. Blog ini masuk dalam 25 blog teratas versi majalah Time.
Selain itu, kita juga bisa menelaah keinginan dan kebutuhan orang lain, "Kira-kira mereka yang doyan ngenet tu pada cari apa ya? Tips? Tips yang tentang apa? Materi Ujian kah? Software atau lagu? Yang kayak apa? Film? Film apa?" Untuk yang terakhir, tentu anda tahu persis jenis film apa yang paling digemari. Tapi saya sangat tidak menganjurkan hal-hal yang mengandung "lendir". Namun itu hak anda untuk menentukan.
Cara untuk mengetahui kebutuhan orang lain tersebut bisa dengan menganalisa keywords yang sering muncul, gunakan webmaster tools-nya Google untuk mempermudah. Bisa juga dengan sering mengunjungi forum-forum untuk mengetahui perkembangan yang ada. Cara lain adalah bertanya langsung kepada teman-teman kita dengan mengarahkan topik atau wacana yang 'provokatif' tentang kesukaan mereka. Bedakan cara ini dengan ikut-ikutan, karena ikut-ikutan tidak termasuk sebagai usaha penggalian ide.
2. Tipe Artikel
Tipe artikel disini maksudnya adalah bentuk dari artikel yang ingin disampaikan, apakah berita, tips, review, cerita pribadi, humor, pendapat/ide/pemikiran, sindiran (satire), perbandingan/komparasi, inspirasi, motivasi, dan lain-lain. Tipe atau bentuk artikel sangat mungkin digabungkan untuk memberi warna, misalnya satire yang dibawa dengan humor sehingga tidak terkesan berat dan menyinggung.
3. Judul
Judul merupakan garis besar dari keseluruhan isi. Menentukan judul sebaiknya dilakukan sebelum artikel ditulis. Selain berguna untuk memberikan fokus isi, hal ini juga mempermudah kita mengolah ide yang sudah terlintas. Judul berfungsi sebagai "provokasi" agar pembaca tertarik untuk lebih jauh membaca isinya. Judul dapat kita olah sedemikan rupa agar terlihat menarik dan penting. Satu hal lain yang perlu diperhatikan adalah keywords judul, menggunakan kata-kata yang paling mudah terindeks memang perlu diperhatikan. Namun, perhatikan pula kreativitas mengolah kata-kata dalam judul.
4. Gaya Bicara
Gaya bicara disini bukan dimaksudkan sebagai kemutlakan gaya yang harus diterapkan, tapi lebih kepada ciri gaya berbicara yang dibawa. Hal ini bisa menjadi identitas dari blog anda. Blog di Indonesia berjumlah jutaan dan banyak sekali blog yang memiliki konsep sama, bahkan banyak artikel-artikel yang membahas hal yang sama pula. Namun hal ini tidak menjadi masalah jika sebuah blog mempunyai ciri tersendiri dalam artikelnya, termasuk gaya berbicara. Kenali gaya bicara anda, dan susun sedemikian rupa agar tercipta kata-kata yang menunjukkan sebuah ciri tertentu. Bukankah setiap manusia itu unik?
Variasi gaya bicara yang berbeda pada artikel-artikel tertentu juga dapat memberikan kesegaran bagi pembaca.
That's it! Yah, just an idea. Jika ada punya hal-hal yang bisa ditambahkan, sangat diperbolehkan untuk menambahkannya. Thanks.
0 komentar:
Posting Komentar